Pengenalan Terhadap Manajemen Stratejik



Definisi Manajemen Stratejik

Manajemen stratejik dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dari perumusan, pengaplikasian, dan evaluasi berbagai keputusan lintas fungsi yang memungkinkan perusahaan untuk dapat mencapai tujuannya. Keputusan lintas fungsi mencakup seluruh keputusan di setiap lini atau divisi perusahaan seperti marketing, HRD, akuntansi, dan sebbagainya. Manjemen stratejik sebagai ilmu memiliki arti bahwa proses perumusan, pengaplikasian, dan evaluasi keputusan bisnis bersandarkan pertimbangan-pertimbangan keilmuan dengan pendekatan yang ilmiah. Sementara sebagai seni, manajemen stratejik tidak memberikan batasan tentang bagaimana pengaplikasiannya di dunia nyata. 

Tahapan dalam Manajemen Stratejik

Manajemen Stratejik terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Perumusan Strategi

Perumusan strategi melakukan trade-off dari berbagai alternatif sumber daya yang terbatas demi mencapai tujuan perusahaan. Perumusan strategi terdiri dari:
 1. Mengembangkan visi dan misi
2. Mengidentifikasi kesempatan dan hambatan eksternal
3. Menentukan kekuatan dan kelemahan internal
4. Menetapkan tujuan jangka panjang
5. Menghasilkan alternatif strategi
6. Menentukan strategi khusus

Perumusan strategi menghasilkan :
1. Keputusan untuk memasuki bisnis baru
2. Keputusan melepaskan bisnis tertentu
3. Pengalokasian sumber daya
4. Keputusan memperluas kegiatan atau membuat suatu variasi
5. Keputusan memasuki pasar internasional
6. Keputusan merger perusahaan atau usaha bersama
7. Cara untuk menghindari pengambilalihan yang buruk

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi digambarkan dengan menggerakkan pegawai dan manajer untuk menempatkan rumusan strategi ke dalam suatu tindakan yang mendukung strategi yang telah dirumuskan. Sering dianggap sebagai tahapan paling sulit dalam manajemen strategi. Syarat utama keberhasilan implementasi strategi adalah kemampuan interpersonal.

Terdiri dari kegiatan:
1. Mengembangkan budaya yang mendukung strategi yang telah direncanakan tersebut.
2. Membuat struktur organisasi yang efektif
3. Mengarahkan usaha dalam pemasaran
4. Mempersiapkan anggaran
5. Mengembangkan dan memanfaatkan Sistem Informasi
6. Menjembatani antara kompensasi ke karyawan dan kinerja perusahaan.

3. Evaluasi Strategi 

Evaluasi strategi dilakukan agar manajer dapat mengetahui informasi tentang keberhasilan strategi yang telah dilaksanakan

Kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah:
1. Mereview faktor eksternal dan internal dari strategi yang dilaksanakan
2. Mengukur kinerja
3. Mengambil tindakan korektif

Penggabungan Intuisi dan Analisis

Berdasarkan pengalaman masa lalu, pertimbangan dan keyakinan, sebagian besar orang mengakui bahwa intuisi diperlukan dalam pengambilan keputusan tentang strategi. Intuisi berguna bila:
1. Dalam situasi tidak pasti
2. Terdapat banyak variabel yang berhubungan
3. Membuat keputusan dalam situasi yang penuh ketidakpastian

Adaptif untuk Perubahan

Perusahaan seperti makhluk hidup, harus dapat beradaptasi atau mereka tidak akan bertahan. Penyebab utama perubahan antara lain e-commerce dan globalisasi. Batas negara masih jelas, tetapi batas dalam persaingan dan aktivitas industri menjadi kabur. Kepentingan dalam perubahan untuk beradaptasi menggiring perusahaan pada pertanyaan kunci dalam manajemen stratejik, seperti: Jenis bisnis apakah seharusnya perusahaan ini berada? Apakah kita sudah di jalur yang benar? Apakah kita harus mempertajam bisnis kita? Kompetitor seperti apa yang akan masuk ke industri perusahaan kita? Strategi seperti apa yang harus kita kejar? Bagaimana para pelanggan berubah minatnya? Perkembangan teknologi seperti apa yang bisa diimplementasikan ke dalam bisnis kita?

Istilah Kunci dalam Manajemen Stratejik

Dalam manajemen stratejik terdapat sembilan istilah kunci, yaitu sebagai berikut:

• Competitives Advantages / Keunggulan Kompetitif
Manajemen stratejik berfokus tentang bagaimana mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dilakukan lebih baik oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahan saingan. Ketika suatu perusahaan dapat melakukan atau menyediakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan lain, atau memiliki sesuatu yang diinginkan oleh perusahaan saingan, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki keunggulan kompetitif.

Memiliki dan mempertahankan keunggulan kompetitif sangatlah penting untuk kesuksesan jangka panjang suatu organisasi. Normalnya suatu perusahaan hanya dapat memiliki suatu keunggulan kompetitif dalam suatu periode tertentu seiring dengan perusahaan-perusahaan pesaing mulai meniru dan mengurangi keunggulan perusahaan tersebut. Suatu perusahaan harus berjuang untuk mendapatkan keunggulan kompetitf yang berkelanjutan dengan :
1) Beradaptasi terus menerus terhadap perubahan tren pasar, kemampuan internal, kompetensi dan sumber daya.
2) Secara efektif memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi-strategi yang memanfaatkan faktor-faktor internal dan eksternal tersebut.

• Strategist
Strategist adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi. Jay Conger, Profesor bidang perilaku organisasi di London Business School mengatakan bahwa semua strategist haruslah menjadi Chief Learning Officers. Kita sedang berada dalam periode perubahan, jika pemimpin-pemimpin kita tidak adaptif terhadap perubahan maka demikian pula dengan perusahaan karena pada prinsipnya inti dari kepemimpinan adalah menjadi panutan. Strategist membantu suatu perusahaan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengorganisasikan informasi atau data.

• Vision and Mission Statement / Pernyataan Visi dan Misi
Visi adalah sebuah pernyataan yang akan menjawab pertanyaan “What we want to become?” atau “Akan jadi seperti apakah kita nantinya?”. Mengembangkan sebuah visi merupakan langkah pertama dalam perencanaan stratejik.

Misi adalah pernyataan tujuan yang membedakan bisnis suatu perusahaan dengan perusahaan sejenis. Sebuah pernyataan misi mengidentifikasi lingkup operasi perusahaan terkait dengan produk dan pasar. Pernyataan misi menjawab pertanyaan dasar yang dihadapi oleh setiap strategist yaitu “What is our business?” Sebuah pernyataan misi yang jelas menggambarkan nilai-nilai dan prioritas-prioritas suatu organisasi.

• External Opportunities and Threats / Peluang dan Ancaman Eksternal
Peluang eksternal dan ancaman eksternal mengacu pada kecenderungan dan kejadian yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, kebudayaan, demografi, lingkungan, politik, kepemerintahan, dan teknologi yang dapat secara signifikan menguntungkan maupun merugikan perusahaan di masa yang akan datang.

• Internal Strength and Weakness / Kekuatan dan Kelemahan Internal
Kekuatan dan kelemahan internal adalah aktifitas yang dapat dikendalikan suatu organisasi yang dilakukan secara baik atau buruk. Mengidentifikasi dan mengevaluasi suatu kekuatan dan kelemahan organisasi dalam fungsi suatu bisnis merupakan kegiatan manajemen stratejik yang sangat penting. Organisasi berusaha untuk mengejar strategi yang memanfaatkan kekuatan internal dan menghilangkan kelemahan internal.

Kekuatan dan kelemahan ditentukan secara relatif terhadap pesaing. Relative deficiency atau superioritas merupakan informasi yang penting. Selain itu, kekuatan dan kelemahan dapat juga ditentukan dari unsur-unsur yang bukan kinerja.

• Long Term Objectives / Tujuan Jangka Panjang
Objectives (tujuan) dapat diartikan sebagai hasil spesifik yang ingin didapatkan oleh suatu organisasi dalam mengejar misi dasar perusahaan tersebut. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Tujuan sangat penting bagi suatu organisasi karena tujuan menentukan arah, solusi dalam mengevaluasi, menciptakan sinergi, menetukan prioritas, koordinasi yang fokus, dan menyediakan dasar untuk perencaan, penataan, memotivasi, dan pengendalian yang efektif.

• Strategies/ Strategi-strategi
Strategi adalah sarana dalam mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan di tingkat top management dan sumber daya perusahaan yang sangat banyak. Strategi berpengaruh pada keberlangsungan jangka panjang suatu perusahaan, biasanya setidaknya lima tahun, dengan demikian strategi berorientasi terhadap masa depan.

• Annual Objectives / Tujuan Tahunan
Tujuan tahunan adalah sasaran jangka pendek yang harus dicapai oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang. Seperti halnya tujuan jangka panjang, tujuan tahunan harus dapat diukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten, dan diprioritaskan.

• Policies / Kebijakan
Kebijakan adalah sarana dalam mencapai tujuan tahunan. Kebijakan mencakup pedoman, aturan, dan prosedur untuk mendukung upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kebijakan adalah panduan untuk pengambilan keputusan dan mengatasi situasi yang berulang.

Model Manajemen Stratejik

Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi metode ini mencerminkan pendekatan yang jelas dan mudah dilaksanakan untuk merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi. Berikut adalah tiga pertanyaan penting untuk dijawab dalam mengembangkan rencana strategis:
• Dimana kita sekarang?
• Kemana kita akan pergi?
• Bagaimana cara kita mencapainya?

Keuntungan dari Manajemen Stratejik

Manajemen stratejik menjadikan organisasi lebih proaktif dari pada reaktif dalam membentuk masa depannya. Manajemen stratejik membuat organisasi memulai dan mempengaruhi aktivitas (dari pada hanya merespon) dan pada akhirnya dapat menggunakannya untuk mengontrol secara penuh jalan hidupnya. Berdasarkan sejarah, manfaat utama dari manajemen stratejik adalah membantu organisasi merumuskan strategi yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasional pada pilihan strategi. Komunikasi yang efektif merupakan kunci sukses dalam manajemen stratejik karena manajer dan pegawai akan memiliki komitmen bersama dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Pemahaman mungkin saja adalah keuntungan yang paling penting dari manajemen stratejik, diikuti dengan komitmen. Manajer dan pegawai menjadi inovatif dan kreatif ketika mereka memahami dan mendukung misi, tujuan, dan strategi perusahaan. 


Keuntungan Finansial

Penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen stratejik lebih menguntungkan dan berhasil dari pada yang tidak. Perusahaan yang menggunakan konsep manajemen stratejik menunjukkan peningkatan signifikan dalam penjualan, keuntungan, dan produktivitas daripada perusahaan yang tidak menggunakan aktivitas perencanaan sistematik

Keuntungan Nonfinansial

Selain membantu perusahaan dalam meningkatkan laba, manajemen stratejik menawarkan keuntungan nyata lainnya, seperti peningkatan kewaspadaan akan ancaman luar, pemahaman yang meningkat terhadap strategi pesaing, peningkatan produktivitas kerja, dan pemahaman yang jelas akan hubungan kompensasi dan kinerja

Greenly menyatakan bahwa manajemen stratejik menawarkan keuntungan sebagai berikut:
1. Memberikan identifikasi, prioritas, dan eksploitasi terhadap kesempatan.
2. Menyediakan pandangan objektif terhadap masalah manajemen.
3. Menggambarkan kerangka kerja untuk peningkatan aktivitas koordinasi dan pengawasan.
4. Meminimalisasi efek buruk dari kondisi dan perubahan.
5. Memberikan keputusan besar yang mendukung tujuan yang telah ditetapkan.
6. Memberikan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk mencari peluang.
7. Menyediakan sumber daya dan waktu yang lebih sedikit yang dipakai untuk mengoreksi kekeliruan atau keputusan khusus.
8. Membuat kerangka kerja untuk komunikasi internal antaranggota.
9. Membantu mengintegrasikan perilaku individu hingga ke upaya total.
10. Menyediakan dasar untuk menjelaskan tanggung jawab individu.
11. Mendorong pemikiran maju.
12. Menyediakan pendekatan yang koperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menangani masalah dan peluang.
13. Mendorong sikap yang menyenangkan terhadap perubahan
14. Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas pada urusan manajemen.

Mengapa Beberapa Perusahaan tidak Melakukan Perencanaan Strategis 

Beberapa perusahaan tidak melakukan perencanaan strategis, dan beberapa perusahaan melakukan perencanaan strategis namun tidak memperoleh dukungan dari manajer dan karyawan. Beberapa alasan buruknya atau tidak adanya perencanaan strategis adalah :
• Kurangnya pengetahuan atau pengalaman dalam perencanaan strategis – tidak ada pelatihan perencanaan strategis
• Struktur penghargaan yang buruk - Ketika sebuah organisasi mencapai kesuksesan, sering kali memberikan penghargaan yang kurang sesuai. Bila terjadi kegagalan, mungkin perusahaan akan menghukum. Kondisi seperti ini membuat individu tidak tertarik berbuat apa-apa daripada mengambil resiko.
• Dalam usaha untuk bertahan- Suatu organisasi bisa jadi begitu terpuruk dalam manajemen dan berjuang keras mengatasinya, sehingga tidak ada waktu untuk menyusun rencana.
• Menyia-nyiakan waktu - Beberapa perusahaan melihat perencanaan membuang-buang waktu karena tidak ada produk pasar yang dihasilkan, padahal waktu yang diluangkan untuk perencanaan adalah investasi.
• Terlalu mahal - Beberapa organisasi melihat perencanaan terlalu mahal karena mengerahkan sumber daya.
• Kemalasan - Orang mungkin enggan mengerakkan usaha untuk merumuskan rencana.
• Puas dengan keberhasilan - Terutama jika perusahaan berhasil , individu mungkin merasa tidak perlu membuat rencana karena mereka merasa akan baik-baik saja dengan keadaan saat ini. Tetapi keberhasilan saat ini tidak menjamin keberhasilan besok.
• Takut gagal - Dengan tidak mengambil tindakan , hanya ada sedikit risiko kegagalan kecuali masalah tersebut sangat mendesak dan penting. Jika ada sesuatu yang layak diperjuangkan, selalu ada risiko kegagalan.
• Terlalu percaya diri – Semakin banyak pengalaman, orang cenderung tidak mengandalkan lagi rencana formal. Terlalu percaya diri atau terlalu mengandalkan pengalaman dapat membawa kehancuran. Pemikiran ke depan tidak akan sia-sia dan cenderung menunjukkan profesionalisme
• Pengalaman buruk masa lalu - Orang mungkin sebelumnya pernah memiliki pengalaman buruk dengan perencanaan ,terutama kasus-kasus di mana perencanaan tersebut terlalu panjang , rumit , tidak praktis ,dan tidak fleksibel .
• Kepentingan pribadi - Ketika seseorang telah nyaman dengan sistem perencanaan yang lama atau keyakinan diri menggunakan sistem lama dirasa sudah efektif, rencana baru bisa sebagai ancaman .
• Takut akan sesuatu yang belum jelas - Orang kadang merasa tidak yakin akan kemampuan mereka untuk belajar tentang keterampilan-keterampilan baru, kemampuan beradaptasi mereka dengan sistem baru, atau kemampuan mereka untuk mengambil peran baru .
• Perbedaan pendapat – Beberapa orang mungkin percaya bahwa rencana tersebut salah karena kemungkinan mereka melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda . Orang yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda pula atas situasi yang terjadi.
• Kecurigaan - Karyawan bukan tak mungkin tidak percaya management.

Lubang Perangkap dalam Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis adalah proses yang rumit dan kompleks yang membawa sebuah organisasi ke wilayah yang belum terjamah. Perencanaan strategis tidak memberikan resep yang siap pakai untuk mencapai kesuksesan; alih-alih, perencanaan strategis membawa organisasi ke dalam sebuah petualangan dan menawarkan kerangka kerja untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah. Selalu waspada akan lubang perangkap potensial dan siap menghadapinya adalah hal penting untuk meraih keberhasilan.

Beberapa lubang perangkap yang harus diperhatikan dan dihindari dalam perencanaan strategis adalah:
• Menggunakan perencanaan strategis untuk meraih kontrol atas keputusan dan sumber daya
• Melakukan perencanaan strategis hanya untuk memenuhi akreditasi atau persyaratan regulatif
• Terlalu buru-buru bergerak dari pengembangan misi ke perumusan strategi
• Gagal mengkomunikasikan rencana kepada karyawan, yang terus bekerja tanpa pengarahan
• Manajer puncak membuat banyak keputusan intuitif yang bertentangan dengan rencana formal
• Top manajer tidak aktif mendukung proses perencanaan strategis
• Gagal menggunakan rencana sebagai standar untuk mengukur kinerja
• Mendelegasikan perencanaan orang tertentu dan tidak melibatkan semua manajer
• Gagal melibatkan karyawan kunci dalam semua fase perencanaan
• Gagal menciptakan iklim kolaboratif untuk mendukung perubahan
• Perencanaan dipandang sebagai hal yang tidak perlu atau tidak penting
• Terpaku pada masalah yang dihadapi saat ini, sehingga tidak mampu membuat persiapan yang memadai
• Terlalu formal dalam perencanaan, sehingga fleksibilitas dan kreativitas terhambat

Pedoman untuk Manajemen Stratejik yang Efektif

Kegagalan mengikuti panduan tertentu dalam menjalankan manajemen stratejik dapat memunculkan kritik terhadap proses tersebut dan memunculkan masalah bagi organisasi. Isu-isu seperti "Apakah manajemen stratejik dalam perusahaan kami merupakan proses yang melibatkan manusia atau hanya kertas dokumen ?" harus dijawab.

Manajemen stratejik tidak boleh menjadi sebuah mekanisme birokrasi untuk memperjuangkan dan melanggengkan kepentingan pribadi. Manajemen stratejik harus menjadi sebuah proses yang membuat manajer dan karyawan di dalam organisasi lebih familiar dengan isu-isu strategis dan solusi alternatif yang masuk akal untuk menyelesaikan beragam persoalan tersebut. Manajemen strategis juga tidak boleh menjadi ritualistik, tak terjangkau, terpaku, terlalu formal, dapat diprediksi, dan kaku. 

Sebuah pedoman penting untuk manajemen stratejik yang efektif adalah keterbukaan. Kemauan dan keinginan untuk mempertimbangkan informasi baru , sudut pandang baru , ide-ide baru , dan gagasan baru adalah hal yang penting. Semua anggota organisasi harus memiliki semangat untuk mencari dan belajar. 

Keputusan strategis harus memilih, seperti memilih antara pertimbangan jangka panjang dibandingkan dengan pertimbangan jangka pendek atau memaksimalkan keuntungan dibandingkan dengan meningkatkan kekayaan pemegang saham. Pemilihan strategi semacam ini melibatkan penilaian dan preferensi subjektif. Dalam banyak kasus, kurangnya objektivitas dalam merumuskan strategi mengakibatkan hilangnya keunggulan kompetitif dan profitabilitas . Saat ini, kebanyakan organisasi mengakui bahwa konsep-konsep strategis manajemen dan teknik dapat meningkatkan efektivitas. Faktor-faktor subyektif seperti sikap terhadap risiko, perhatian terhadap tanggung jawab sosial , dan budaya organisasi akan selalu mempengaruhi keputusan perumusan strategi, tetapi organisasi harus seobjektif mungkin dalam mempertimbangkan faktor kualitatif.

17 Pedoman untuk Manajemen Strategis yang Efektif, yaitu :
1. Lebih mengarah ke people process daripada paper process.
2. Menjadi sebuah proses pembelajaran bagi semua manajer dan karyawan.
3. Cenderung menggunakan kata-kata yang didukung angka.
4. Sederhana dan tidak rutin.
5. Tugas, anggota tim, format pertemuan, dan bahkan kalender perencanaan harus bervariasi.
6. Menantang asumsi yang mendasari strategi perusahaan saat ini.
7. Terbuka pada berita buruk.
8. Keterbukaan dan semangat mencari serta belajar.
9. Tidak menjadi mekanisme birokrasi.
10. Tdak menjadi ritualistis atau diatur.
11. Tidak terlalu formal, dapat diprediksi, atau kaku.
12. Tidak mengandung jargon atau bahasa misterius.
13. Tidak menjadi sistem formal untuk dikontrol.
14. Tidak mengabaikan informasi kualitatif.
15. Tidak dikendalikan oleh pihak tertentu.
16. Jangan terlalu banyak mengejar strategi sekaligus.
17. Menggunakan pemahaman "etika yang baik adalah bisnis yang baik"

Membandingkan Bisnis dan Strategi Militer

Menurut Webster New World Dictionary , strategi dalam militer adalah "ilmu perencanaan dan mengarahkan operasi militer secara besar-besaran, bermanuver ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum benar-benar berhadapan dengan musuh." Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategos, yang mengacu pada seorang jenderal militer dan menggabungkan stratos (tentara) dan agos (memimpin) . Sejarah perencanaan strategis dimulai di militer. Tujuan utama dari strategi bisnis dan strategi militer adalah " untuk mendapatkan keuntungan kompetitif." 

Persamaan strategi bisnis dan strategi militer :
1. Organisasi bisnis maupun organisasi militer mencoba memanfatkan kekuatan mereka sendiri untuk mengeksploitasi kelemahan lawan.
Jika strategi suatu perusahaan itu salah (tidak efektif) , maka semua efisiensi di dunia ini mungkin tidak cukup untuk mencapai keberhasilan. Bisnis atau militer yang sukses umumnya bukan hasil dari strategi yang tak disengaja (kebetulan). Sebaliknya, kesuksesan adalah hasil dari perhatian terus menerus terhadap perubahan kondisi eksternal dan internal serta perumusan dan adaptasi wawasan dengan kondisi tersebut.
2. Elemen kejutan memberikan keuntungan kompetitif yang besar di militer dan strategi bisnis
Sistem informasi yang menyediakan data tentang strategi dan sumber daya “lawan” atau pesaing juga sangat penting.
3. Konflik militer dan persaingan usaha sangat mirip sehingga banyak teknik strategi manajemen yang berlaku untuk keduanya. Para penyusun strategi bisnis memiliki akses ke wawasan-wawasan berharga para pemikir militer yang telah diolah selama kurun waktu yang panjang. Perumusan dan penerapan strategi yang unggul dapat mengalahkan keunggulan lawan dari segi jumlah dan sumber daya.

Perbedaan strategi bisnis dan strategi militer :
Perbedaan mendasar antara militer dan strategi bisnis adalah strategi bisnis dirumuskan , dilaksanakan , dan dievaluasi dengan asumsi kompetisi. Sedangkan strategi militer didasarkan pada asumsi konflik.
Organisasi bisnis dan militer harus beradaptasi terhadap perubahan dan terus-menerus ditingkatkan untuk mencapai keberhasilan. Tak jarang, perusahaan tidak mengubah strategi mereka ketika kondisi lingkungan dan persaingan menuntut perubahan. 

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Pengenalan Terhadap Manajemen Stratejik