Memulai Berinvestasi di Pasar Modal


Fungsi Pasar Modal sebagai Sumber Pembiayaan

Di berbagai buku teks kita dapat menemukan banyak sekali pandangan para ahli mengenai apa itu investasi. Namun pada dasarnya sangat sederhana. Investasi itu merupakan aktivitas pengelolaan suatu aset yang dapat memberikan hasil atau keuntungan di kemudian hari.

Investasi itu dibagi dua, yang pertama investasi di sektor riil dan yang kedua adalah investasi di sektor keuangan. Di sektor riil misalnya penanaman modal secara langsung membuat pabrik-pabrik dan sebagainya. Atau kalau di sektor keuangan adalah seperti jual beli efek atau surat berharga di pasar modal. Selain itu investasi juga banyak sekali macamnya seperti berinvestasi di properti misalnya atau berinvestasi di emas dan sebagainya. 

Investasi di sektor keuangan yaitu di pasar modal memiliki banyak jenis. Yang pertama adalah saham, yang merupakan kepemilikan seseorang di suatu perusahaan. Kemudian juga obligasi atau surat utang yang merupakan surat bukti utang dari perusahaan kepada pemodal. Yang berikutnya misalnya reksadana, kemudian reksadana yang diperdagangkan di pasar atau exchange traded funds. Kemudian derivatif dan sebagainya. Jadi banyak sekali pilihan-pilihan yang bisa diambil masyarakat ketika mereka ingin berinvestasi di pasar modal.

Setelah kita tahu apa itu investasi, pertanyaan mendasar adalah mengapa kita perlu berinvestasi. Banyak sekali alasan yang membuat kita harus berinvestasi. Yang pertama adalah mengatasi fenomena inflasi. Anda tentu sering mendengar kata inflasi di mana-mana. Paling mudahnya adalah beberapa tahun lalu ketika Anda membawa uang Rp 100.000 dan Anda berbelanja di toko swalayan atau toko serba ada, mungkin dengan seratus ribu Anda sudah bisa memperoleh beras, kebutuhan pokok yang lain dan sebagainya secara lengkap. Namun sekarang dengan uang yang sama tentu saja barang yang bisa kita beli jauh lebih sedikit. Itu namanya inflasi. 

Yang kedua adalah meningkatkan nilai kekayaan. Tentu saja setiap orang ingin situasi keuangannya lebih baik daripada hari kemarin. Bill Gates pernah berkata, “If you born poor, is not your mistake. But if you die poor it’s totally your mistake.” Karena itu kewajiban Anda untuk berinvestasi dan menjadi kaya di kemudian hari.

Yang ketiga adalah menghindari ketidakpastian di masa yang akan datang. Orang bilang tidak ada yang pasti di dunia ini kecuali ketidakpastian itu sendiri. Hari ini Anda mungkin seorang pekerja ataupun Anda punya bisnis atau apa, Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok atau lusa dan sebagainya. Karena itu Anda harus menyiapkan investasi karena income yang Anda peroleh sekarang belum tentu akan Anda miliki di kemudian hari.

Alasan keempat kenapa Anda harus berinvestasi adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan Anda. Orang boleh berkeinginan atau bercita-cita membeli mobil impian ataupun pergi berlibur dengan orang-orang yang kita cintai, alangkah baiknya ketika kita memenuhi keinginan kita itu dengan hasil investasi, bukan dari pokok uang yang kita miliki. 

Ketika kita sudah paham tentang investasi, kenapa kita harus investasi, sekarang kembali ke Anda sendiri, apakah Anda akan segera merealisasikan keinginan dan cita-cita Anda melalui investasi atau seperti yang sering kita baca ketika orang-orang yang sukses, public figure misalnya, ketika mereka memperoleh income stream yang luar biasa tapi di hari tuanya, mereka hidup sangat berkekurangan? Kembali ke Anda.

Jenis Investasi 
Setelah kita mengenal apa itu investasi dan kenapa kita harus berinvestasi, sekarang tentu kita ingin tahu apa jenis-jenis investasi. Investasi itu banyak sekali macamnya. Ada investasi di properti misalnya, kemudian ada investasi di logam mulia, seperti emas misalnya, dan investasi produk-produk keuangan di pasar modal. Semua pasti ada kelebihan dan kekurangannya contohnya adalah investasi di properti. 

Kita semua tentu senang untuk mempunyai beberapa rumah ataupun bahkan banyak rumah. Kelebihannya adalah pada umumnya harga properti akan selalu naik. Tetapi kekurangannya adalah investasi di properti tidak likuid. Ketika Anda misalnya membutuhkan uang secara tiba-tiba atau mendadak, agak sulit rasanya untuk menjual properti Anda dalam waktu yang singkat. Selain itu ketika Anda membutuhkan tidak sebanyak nilai rumah, misalnya rumah Anda bernilai lima ratus juta. Tetapi sebetulnya Anda hanya butuh seratus juta. Tentu Anda tidak bisa menjual seperlima dari rumah Anda itu bukan? 

Kemudian kalau investasi di logam mulia atau emas, apa keuntungannya? Keuntungannya tentu pada umumnya harganya akan beranjak naik. Anda bisa memperoleh capital gain dari selisih ketika Anda menjual dan ketika Anda membeli. Tetapi risikonya tentu ada. Karena untuk menyimpan tentu ada risiko ketika dicuri orang misalnya. Jadi setiap jenis investasi itu pasti ada kelebihan dan ada kekurangannya.

Sekarang kita masuk ke jenis-jenis investasi di pasar modal. Salah satu yang utama adalah saham. Tentu Anda semua sering sekali mendengar kata saham. Apa sih saham itu sebenarnya? Dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya ketika teman Anda memulai usaha yang baru entah itu restoran ataupun apapun, dia bisa mengajak Anda untuk ikut memiliki perusahaan itu dengan mempunyai sekian persen saham misalnya. Jadi sebetulnya saham itu merupakan bukti penyertaan atau kepemilikan seorang investor dalam suatu usaha.

Tentu saja harapannya dengan kepemilikan itu, seorang investor akan memperoleh keuntungan. Ada dua jenis keuntungan yang bisa diperoleh oleh investor ketika dia memilih bentuk investasi berupa saham di satu perusahaan. Yang pertama tentu adalah capital gain. Capital gain adalah selisih dari harga jual dari harga beli. Yaitu misalnya ketika Anda membeli saham per lembar atau per satuannya adalah Rp 1.000, ketika Anda menjualnya Rp 1.500 artinya Anda memperoleh capital gain seharga, sebesar Rp 500.

Yang berikutnya adalah dividen. Dividen adalah sebagian keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan ketika suatu perusahaan itu membukukan keuntungan. Jadi banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh investor ketika dia memilih saham sebagai bentuk investasinya. Risikonya apa? Tentu setiap investasi ada risikonya. Kalau di saham tentu risikonya adalah kehilangan sebagian atau seluruh penyertaan kita dalam suatu perusahaan.

Setelah mempelajari tentang saham, sekarang kita akan membahas tentang obligasi. Apa sih obligasi itu? Obligasi itu sebenarnya seperti surat utang. Jadi mereka yang mengeluarkan obligasi tersebut baik itu perusahaan ataupun negara bahkan, berjanji memberikan penghasilkan kepada mereka yang membeli produk obligasi selama jangka waktu tertentu dan besaran dan tetap. Karena bersifat utang maka di akhir periode, pokok yang Anda investasikan akan kembali seperti nilai semula.

Dari sudut yang mengeluarkan obligasi, ada dua jenis obligasi. Yang pertama adalah obligasi korporasi, dan yang kedua adalah obligasi negara. Obligasi korporasi misalnya dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan rating tertentu yang bisa dijual kepada masyarakat ataupun pihak-pihak pengelola dana dari masyarakat. Obligasi negara banyak macamnya seperti yang kita kenal misalnya ORI, seperti obligasi tapi ritel yang bisa dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia, dan sebagainya.

Kekurangannya apa? Atau risikonya? Misalnya disebut default risk yaitu ketika si pihak yang mengeluarkan obligasi misalnya korporasi mengalami masalah dalam perusahaannya sehingga ia tidak bisa membayarkan imbal hasil atau yield tersebut dan bahkan bisa jadi pokok dari obligasi tersebut juga tidak bisa dikembalikan oleh perusahaan.

Produk berikutnya yang akan kita bahas adalah reksadana. Anda tentu sering mendengar tentang istilah reksadana. Tapi sebenarnya apa sih reksadana? Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal atau investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Tentu dalam hal ini manajer investasinya sudah memperoleh ijin dari regulator yaitu Otoritas Jasa Keuangan.

Bedanya dengan investasi di saham tadi dengan reksadana adalah, kalau investasi di saham berarti investorlah sendiri yang akan menentukan saham apa yang akan dibeli, saham apa yang akan dipilih, saham apa yang akan dijual, dan sebagainya. Jadi investor dipandang harus memiliki informasi maupun kemampuan untuk mengeksekusi pilihan investasinya sendiri. Sedangkan dalam reksadana, tidak seperti itu. Reksadana sebetulnya sangat cocok untuk mereka yang baru masuk ke dunia investasi. Karena apa? Karena dalam reksadana yang mengelola adalah manajer investasi yang sudah harus punya lisensi dalam mengelola dana, sudah ada sertifikasinya, jadi dikelola oleh orang-orang yang profesional di bidangnya. Karena itu, ini merupakan salah satu pilihan yang cocok untuk mereka-mereka yang baru terjun ke dunia investasi. Jadi di sini yang melakukan pemilihan atas efek apa, misalnya saham apa, obligasi apa, dan sebagainya, dilakukan oleh para manajer investasi.

Karena dikelola oleh pihak lain, tentu pertanyaan Anda akan menjadi, kalau gitu manajer investasi seperti apa yang harus kita pilih? Atau reksadana seperti apa yang harus kita pilih? Tentu pertama Anda harus melihat track record-nya. Kemudian past performance-nya seperti apa. Walaupun kinerja di masa lalu tidak akan selalu menjamin kinerja di masa mendatang, paling tidak Anda mempunyai benchmark terhadap kinerja reksadana tersebut di masa lalu.

Banyak jenis-jenis reksadana yang bisa dipilih oleh investor berdasarkan dari profil risiko dari investor itu sendiri. Yang pertama adalah reksadana pendapatan tetap yang mayoritas dananya diinvestasikan pada produk-produk yang memiliki pendapatan tetap. Yang kedua adalah reksadana saham. Seperti namanya, maka produk ini mayoritas dananya diinvestasikan pada saham. Kemudian yang berikutnya adalah reksadana pasar uang dimana mayoritas dananya diinvestasikan pada produk-produk yang maturity-nya di bawah satu tahun. Yang terakhir adalah reksadana campuran yaitu reksadana yang menginvestasikan dananya pada berbagai macam produk seperti saham, obligasi, dan sebagainya.

Produk berikutnya adalah exchange traded fund atau ETF. Sepertinya sesuatu yang sulit tetapi sebetulnya ETF ini seperti reksadana namun dicatatkan di bursa. Jadi investor bisa melihat harga dari ETF tersebut detik per detik sama seperti saham.

Yang berikutnya adalah efek derivatif. Ini memang sesuatu yang tidak sederhana. Karena sebetulnya derivatif ini merupakan suatu produk turunan dari produk awal yang digunakan sebagai underlying-nya atau dasar dari produk derivatif tersebut. Derivatif itu sebetulnya seperti suatu kontrak antara dua pihak untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.

Derivatif yang dikembangkan di Bursa Efek Indonesia ada dua. Yang pertama adalah Kontrak Opsi Saham atau KOS. Yang kedua adalah Kontrak Berjangka Indeks Efek atau lebih dikenal dengan nama Index Future. Kontrak Opsi Saham atau KOS merupakan hak dan bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu produk yang menjadi underlying-nya dengan harga tertentu dan waktu tertentu, yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan Kontrak Berjangka Indeks Efek atau KBIE yang saat ini di Bursa Efek Indonesia memiliki produk LQ45 KBIE adalah suatu kontrak untuk membeli atau menjual yang menjadi underlying-nya dalam hal ini adalah LQ45 di masa yang akan mendatang yang telah disepakati sebelumnya.

Orang sering mengatakan bahwa investasi itu penuh risiko. Tetapi sebetulnya menyongsong masa depan Anda tanpa melakukan investasi, itu justru lebih berisiko. Tadi Anda sudah belajar tentang apa itu investasi, kenapa harus berinvestasi, dan kemudian jenis-jenis investasi. Sekarang kembali ke Anda sendiri apakah akan segera mulai berinvestasi dan menyiapkan masa depan Anda sedari sekarang atau terus menundanya yang berarti menyongsong masa depan tanpa melakukan apapun yang justru menurut saya adalah sangat berisiko.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Memulai Berinvestasi di Pasar Modal