Menelisik Fenomena Dualisme Pembukuan dan Kaitannya dengan Tax Aggressiveness


Selama beberapa dekade terakhir, perkembangan dunia bisnis telah bertransformasi dengan sedemikian pesat. Globalisasi menjadi motor penggerak utama dengan menembus sekat-sekat yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dus, liberalisasi sebagai implikasi dari globalisasi menghasilkan rule tidak tertulis: “Siapa yang tak mampu bersaing di pasar akan tersisih”. 

Berdasarkan teori keagenan, pemegang saham selaku prinsipal memberikan kewenangan kepada manajemen untuk membuat keputusan-keputusan bisnis yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Setidaknya ada tiga asumsi sifat manusia terkait teori keagenan, yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Berdasarkan asumsi dasar tersebut, seringkali manajemen mengalami dilema dalam upayanya meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, manajemen mendapat tekanan dari pemegang saham untuk memaksimalkan income dan meminimalkan expense. Hal ini dapat mengakibatkan manajemen bersikap agresif dalam pelaporan keuangannya (aggressive financial reporting), baik sesuai atau tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Namun upaya memaksimalkan income di satu sisi justru akan meningkatkan biaya pajak di sisi lain, sehingga manajemen dituntut untuk memilih area mana yang akan menjadi fokus perhatiannya. Keputusan mana yang dipilih oleh manajemen tidak terlepas dari adanya trade-off antara pelaporan keuangan menurut akuntansi dan pajak. 

Dalam memahami trade-off tersebut, Erickson et.al (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang agresif dalam pelaporan keuangan, cenderung tidak agresif dalam pelaporan pajak. Perusahaan bersedia membayar pajak lebih banyak sebagai implikasi peningkatan income yang dihasilkan dari aggressive financial reporting.

Namun dalam perkembangannya, tidak semua perusahaan melakukan trade-off. Perusahaan menjadi lebih berani melaporkan income yang lebih tinggi dan pajak yang lebih rendah. Terdapat korelasi positif antara aggressive financial reporting dan aggressive tax reporting, yaitu perusahaan yang agresif dalam pelaporan keuangan juga cenderung akan agresif dalam pelaporan pajak, vice versa.

Dalam tataran implementasi di dunia nyata, praktik dualisme pembukuan menjadi contoh yang massif dilakukan oleh banyak perusahaan. Berdasarkan praktik ini, perusahaan menyediakan dua macam pembukuan yaitu (1) pembukuan yang menghasilkan laporan keuangan untuk para pemegang saham, kreditor, dan investor dan (2) pembukuan yang menghasilkan laporan keuangan untuk tujuan perpajakan.

Pembukuan yang pertama pada umumnya menghasilkan kinerja keuangan yang baik dan income yang tumbuh pesat sehingga nilai perusahaan meningkat di mata pemegang saham, investor, dan kreditor. Manajemen dapat bersikap agresif dalam pelaporan baik legal maupun ilegal karena kinerja keuangan yang positif merupakan salah satu bahan evaluasi manajemen berdasarkan teori keagenan. Selain itu, kompensasi yang diberikan kepada manajemen seringkali pula didasarkan pada income yang dihasilkan. 

Sedangkan pembukuan yang kedua dirancang untuk meminimalisasi jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Alih-alih menggunakan laporan keuangan sebelumnya yang berkinerja baik, perusahaan lebih memilih membuat laporan keuangan alternatif yang berkinerja buruk guna menurunkan beban pajak yang harus ditanggung perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut, praktik dualisme pembukuan jelas memberi bukti dan sokongan positif bahwa aggressive financial reporting akan berakibat pada aggressive tax reporting. Oleh karena itu, menjadi tugas bagi otoritas perpajakan untuk meminimalisasi dampak negatif dari praktik-praktik semacam ini, dan ketersediaan serta aksesibilitas data (data availability and accesibility) adalah solusi yang paling tepat untuk diimplementasikan.

Referensi:

Widyantari, A.A Ayu Putri. 2011. Opini Audit Going Concern dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Udayana. Denpasar.

M. Erickson, M. Hanlon, dan E. Maydew. 2004. How Much Will Firms Pay for Earnings That Do Not Exist? Evidence of Taxes Paid on Allegedly Fraudulent Earnings. The Accounting Review 799(2) 387-408.

Mary Margaret Frank, Luann J. Lynch, dan Sonja Olhoft Rego. 2004. Does Aggressive Financial Reporting Accompany Aggressive Tax Reporting (and Vice Versa)?. The Accounting Review 84(2) 467-496.


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Menelisik Fenomena Dualisme Pembukuan dan Kaitannya dengan Tax Aggressiveness